Masalah lingkungan pertanian yang
dihadapi dewasa ini pada dasarnya adalah masalah ekologi pertanian. Masalah itu
timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu kurang
sesuai lagi untuk mendukung kehidupan mahluk hidup yang disebabkan penggunaan
pestisida kimia yang berlebihan. Jika hal ini tidak segera diatasi pada
akhirnya berdampak kepada terganggunya jaring-jaring (rantai) makanan pada
ekosistem yang menyebabkan terjadinya ledakan salah satu makhluk hidup dan
musnahnya makhluk hidup lainnya
Berkembangnya
penggunaan pestisida sintesis yang dinilai praktis oleh para petani dan pecinta
tanaman
untuk mencegah tanamannya dari serangan hama, ternyata membawa dampak negatif
yang cukup besar bagi manusia dan lingkungan. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan
Dunia) tercatat bahwa di seluruh dunia terjadi keracunan pestisida antara
44.000 – 2.000.000 orang setiap tahunnya. Dampak negatif dari penggunaan
pestisida sintetis adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida
(resistansi hama itu sendiri), membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya
harga pestisida dan penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan
bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil / tidak seimbang
Salah
satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan
penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya
untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia,
karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Pestisida alami
merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat.
Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama, dan hanya
digunakan bila diperlukan. Sehingga keseimbangan ekosistem pertanian terjaga
dengan baik
Pestisida
nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman dapat berupa
larutan dari perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman berupa
akar, umbi, batang, daun, biji dan buah. memiliki
beberapa fungsi, antara lain:
1.
Reppelan,
yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2.
Antifidan,
mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3.
Merusak
perkembangan telur, larva, dan pupa
4.
Menghambat
reproduksi serangga betina
5.
Racun
syaraf
6.
Mengacaukan
sistem hormon di dalam tubuh serangga
7.
Atraktan,
pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8.
Mengendalikan
pertumbuhan jamur/bakteri
Pengendalian
hama dengan menggunakan insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara
lain :
a.
Di
alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang
untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat
menjelang panen.
b.
Cara
kerja spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak)
c.
Tidak
mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
JENIS PESTISIDA NABATI
YANG DIPRODUKSI PPAH BHAKTI MANUNGGAL DESA PADANG JAYA
KECAMATAN KUARO KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR
BAHAN DASAR PESNAB
|
Kandungan Racun dan Daya Kerjanya / Hama
Sasaran
|
MINDI
|
Kandungan
Racun dan daya kerja:
Mengandung margosin, glikosdida flafonoid
Cara kerja racun :
Menolak serangga (repellent). Menghambat pertumbuhan,
mempengaruhi system syaraf, pernapasan (respirasi), sebagai racun perut dan
kontak
Hama sasaran
:
Ulat
Grayak, Kutu daun, Anjing tanah, Belalang, Wereng, dan Hama Gudang
|
BROTOWALI
|
Kandungan
Racun dan daya kerja:
Buah mengandung alkaloid
Cara kerja racun :
Sebagai pengusir (repellent), racun syaraf dan
penghambat perkembangan serangga
Hama sasaran
:
Hama
gudang (Trybolium), Walang sangit, Ulat daun dan Wereng
|
GADUNG
|
Kandungan
Racun dan daya kerja:
Mempengaruhi
system syaraf, bersifat pengusir serangga dan anti reproduksi.
Hama sasaran
:
Kutu
daun (Aphid sp), Nyamuk, Wereng, Takus.
|
DAUN SIRSAK
|
Kandungan
Racun dan daya kerja:
Daun dan buah muda mengandung minyak anonain dan resin
Cara kerja racun :
Sebagai racun perut, racun kontak, penolak serangga
(repellent) serta menghambat peletakan telur dan mengurangi nafsu makan
serangga
Hama sasaran
:
Kumbang
perusak daun (Epilachna sp), Kutu daun (Aphid sp), Nyamuk
Rorongo, Wereng coklat dan Walang sangit
|
DAUN SERAI
|
Kandungan
Racun dan daya kerja:
Mempengaruhi
system syaraf, bersifat pengusir serangga dan anti reproduksi.
Hama sasaran
:
Kutu
daun (Aphid sp), Nyamuk, Wereng, Takus.
|
DAUN SIRIH
|
Kandungan
Racun dan daya kerja:
kandungan bahan aktif fenol dan kavikol
Hama sasaran
:
Walang sangit dan mengendalikan
hama penghisap lainya
|
PASER BUEN KESONG