Minggu, 25 Mei 2014

KONSERVASI ANGGREK SIRANA (Dipodium pictum Rchb.f.)




ANGGREK SIRANA (Dipodium pictum Rchb.f.)
This Variety is a specialty of Paser

Domain  :  Eukaryota
(unranked)  :  Archaeplastida
Regnum  :  Plantae
Cladus  :  angiosperms/ monocots
Ordo  :  Asparagales
Familia  : Orchidaceae
Subfamilia  :  Epidendroideae
Tribus  :  Cymbidieae
Subtribus  :  Cymbidiinae
Genus  :  Dipodium
Species  :  Dipodium pictum (Lindl.) Rchb.f. (1862)

Lokasi Kawasan Konservasi Anggrek Sirana: Kelurahan Kuaro - Kecamatan Kuaro - Kabupaten Paser - KALTIM
Luas Kawasan Konservasi 296,9 HA
Luas Kawasan Wisata 35 HA
Plasma nutfah cukup tersedia






PPAH "BHAKTI MANUNGGAL"




Masalah lingkungan pertanian yang dihadapi dewasa ini pada dasarnya adalah masalah ekologi pertanian. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan mahluk hidup yang disebabkan penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Jika hal ini tidak segera diatasi pada akhirnya berdampak kepada terganggunya jaring-jaring (rantai) makanan pada ekosistem yang menyebabkan terjadinya ledakan salah satu makhluk hidup dan musnahnya makhluk hidup lainnya

Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis yang dinilai praktis oleh para petani dan pecinta tanaman untuk mencegah tanamannya dari serangan hama, ternyata membawa dampak negatif yang cukup besar bagi manusia dan lingkungan. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) tercatat bahwa di seluruh dunia terjadi keracunan pestisida antara 44.000 – 2.000.000 orang setiap tahunnya. Dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri), membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil / tidak seimbang

Salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama, dan hanya digunakan bila diperlukan. Sehingga keseimbangan ekosistem pertanian terjaga dengan baik

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman dapat berupa larutan dari perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman berupa akar, umbi, batang, daun, biji dan buah. memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1.   Reppelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2.   Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3.   Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4.   Menghambat reproduksi serangga betina
5.   Racun syaraf
6.   Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
7.   Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8.   Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

Pengendalian hama dengan menggunakan insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
a.    Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat menjelang panen.
b.   Cara kerja spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak)
c.    Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.



JENIS PESTISIDA NABATI
YANG DIPRODUKSI PPAH BHAKTI MANUNGGAL DESA PADANG JAYA KECAMATAN KUARO KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR


BAHAN DASAR PESNAB
Kandungan Racun dan Daya Kerjanya / Hama Sasaran
MINDI
Kandungan Racun dan daya kerja:
Mengandung margosin, glikosdida flafonoid
Cara kerja racun :
Menolak serangga (repellent). Menghambat pertumbuhan, mempengaruhi system syaraf, pernapasan (respirasi), sebagai racun perut dan kontak

Hama sasaran :
Ulat Grayak, Kutu daun, Anjing tanah, Belalang, Wereng, dan Hama Gudang
BROTOWALI
Kandungan Racun dan daya kerja:
Buah mengandung alkaloid
Cara kerja racun :
Sebagai pengusir (repellent), racun syaraf dan penghambat perkembangan serangga

Hama sasaran :
Hama gudang (Trybolium), Walang sangit, Ulat daun dan Wereng
GADUNG
Kandungan Racun dan daya kerja:
Mempengaruhi system syaraf, bersifat pengusir serangga dan anti reproduksi.

Hama sasaran :
Kutu daun (Aphid sp), Nyamuk, Wereng, Takus.
DAUN SIRSAK
Kandungan Racun dan daya kerja:
Daun dan buah muda mengandung minyak anonain dan resin

Cara kerja racun :
Sebagai racun perut, racun kontak, penolak serangga (repellent) serta menghambat peletakan telur dan mengurangi nafsu makan serangga

Hama sasaran :
Kumbang perusak daun (Epilachna sp), Kutu daun (Aphid sp),  Nyamuk Rorongo, Wereng coklat dan Walang sangit
DAUN SERAI
Kandungan Racun dan daya kerja:
Mempengaruhi system syaraf, bersifat pengusir serangga dan anti reproduksi.

Hama sasaran :
Kutu daun (Aphid sp), Nyamuk, Wereng, Takus.
DAUN SIRIH
Kandungan Racun dan daya kerja:
kandungan bahan aktif fenol dan kavikol

Hama sasaran :
Walang sangit dan mengendalikan hama penghisap lainya






  PASER BUEN KESONG